Minggu, 08 Februari 2015
Sahabat terindah
Saat itu aku masih duduk di bangku sekolah dasar tepatnya kelas
empat. Di sekolah aku mempunyai dua orang teman yang menurutku berbeda
dengan teman-temanku lainnya, ada yang nama nya Eji tentunya dia
perempuan, dia baik, lucu, sangat sabar, walaupun terkadang suka
melakukan hal yang menjengkelkan. Dan satu lagi namanya Anggie dia
pintar, cantik, tetapi sayangnya bertubuh gemuk alias gendut. Kami
selalu bertiga apapun kegiatan itu dan kemanapun kita pergi, aku nyaman
bisa selalu dekat mereka. Merekalah yang membuat aku mengenal apalah
artinya hidup.
Waktu itu kami bertiga sedang jalan-jalan, tepatnya di hari jum’at.
Ada lelaki tampan bernama Iwan yang selama ini dikagumi oleh temanku
Anggi, dia melihat lelaki tersebut dan sedikit takjub.
“Rik, itu iwan kan? Mau kemana dia? Ganteng banget!” kata anggi sambil memandang iwan.
“Iya itu iwan nggi. Coba aja kamu ikuti kemana dia pergi” kataku menyarankan.
“Eh, jangan rik! Nanti disangka iwan si anggi cewek murahan yang mau
ngejar-ngejar dia, ih!” kata eji sambil cetus dan anggi pun mengangguk
benar.
“Tapi kalau seperti ini terus mau sampe kapan anggi kagum di belakang sepengetahuan dia?” kataku nada pelan.
Belum lama kita bercakap-cakap cowok yang bernama Iwan sudah hilang
entah kemana. Aku dan eji ikut panik. Dan kami bertiga akhirnya sepakat
mencari Iwan dengan niatnya. Sesampai di tempat jauh tidak berhasil juga
menemui Iwan. Anggi sedikit kesal dan sedih tetapi adanya kita berdua,
kita bisa menghibur Anggi agar bisa bersenang-senang ria kembali.
Seterusnya kami bertiga seperti ini sampai kelas enam. Tiga tahun
mendatang tidak terasa waktu begitu cepat berlalu dan kami bertiga
mempunyai ide kreatif yaitu mengadakan hari perpisahan dengan sebuah
lagu berjudul ‘Merindukanmu’ dari band D’masiv hehehe… sehabis kita
nyanyi bareng-bareng tak sadar air mataku sudah deras di pipi, karena
mengingatkan masa lalu yang begitu indah bersama Eji dan Anggi.
“Nggi… Ji… lulus dari sd kalian jangan sombong ya sama aku. Tetap
saling jaga komunikasi yang baik. Aku sayang kalian berdua” kataku
mengusap air mata.
“Kira-kira ada tidak ya teman sebaik kalian, aku takut di luar sana banyak teman yang palsu” kata eji bergegas.
“Tentu tidak ji kamu harus percaya diri dalam hal pergaulan asal bisa
jaga diri juga ya. Ingat, kita bukan teman lagi tetapi SAHABAT SEJATI”
kata anggi tersenyum kemudian kami berpelukan.
Sudah lulus-lulusan dan memasuki jenjang sekolah baru kami bertiga
sudah terpisah. Eji sepakat ingin melanjutkan di pesantren dan Anggi di
sekolah lain tidak bersama denganku. Semenjak smp kita bertiga sudah
jarang sekali berkomunikasi apalagi bertemu bermain bersama. Entah,
mengapa harus ada perubahan separah itu. Sesungguhnya aku merindukan hal
terindah di masa-masa sd ku bersama kalian.
Cerpen Karangan: Erika Damayanti
0 komentar (+add yours?)
Posting Komentar